Trance level test adalah pengamatan hypnotist untuk mengetahui gelombang otak yang aktif pada klien saat proses hypnosis sehingga hypnotist bisa melakukan langkah-langkah yang seharusnya diambil. Trance level test merupakan bagian sangat penting yang harus dikuasai sebelum mempelajari urutan proses hypnosis. Dengan penguasaan trance level test yang baik kita bisa melihat klien saat masih sadar, trance, “pura-pura” trance, atau bahkan tertidur.
Berikut ini adalah ciri-ciri klien saat mengalami berbagai gelombang:
1. Gelombang Beta
Mata mulai tertutup
Kelopak mata berkedip-kedip
Klien mengikuti instruksi hypnotist
Pernapasan dada
2. Gelombang Alpha
Kelopak mata tenang ( pedoman pasti )
Relaksasi persendian tangan, kaki dan leher
Pernapasan dada ( pelan dan dalam )
Mampu menerima gambaran mental yang diberikan hypnotist dengan lebih jelas
3. Gelombang Theta
Pernapasan perut ( pedoman pasti )
Relaksasi pada rahang ( terbuka )
Mata dan hidung mengeluarkan cairan bening (jaran terjadi)
Terlihat seperti orang tertidur pulas tetapi mampu merespon kalimat dari hypnotist dengan lebih baik
Pada Theta yang sangat dalam klien bisa mempertahankan trance dengan mata terbuka / somnambulisme
Terjadi kemampuan mengingat yang berkembang sangat pesat / hipermnesia
4. Gelombang Delta
Rapport terputus
Tidur sesungguhnya Seringkali terdapat gejala REM (Rapid Eye Movement) yaitu kelopak mata klien bergetar dengan sangat cepat. Keadaan REM biasanya terjadi saat klien berada di perbatasan Beta dan Alpha atau sudah dalam kondisi trance saat klien mengalami luapan emosi dan gambaran mental yang sangat kuat, lakukan deepening untuk mengatasinya. Kesalahan dalam pengamatan trance level test bisa menyebabkan klien terlepas dari keadaan hypnosis dan tentu saja mengakibatkan
kegagalan dalam pelaksanaan hypnosis. Trance hypnosis bisa dicapai dengan berbagai cara. Dari Beta gelombang otak bisa diturunkan menuju Alpha, Theta bahkan Delta maka sebaliknya dari gelombang Delta kita bisa menaikkan menuju Theta, Alpha maupun Beta.
Posting Komentar